Postingan

Cerpen - Althea Alexandrine (3)

Gambar
 3. PERISTIWA MALAM              Malam sering menyisakan cerita panjang yang memilukan. Namun ada kalanya malam menumbuhkan kebebasan. Henry memperlambat langkahnya ketika menemukan Thea meringkuk diatas jalan, tak ia duga Thea berlari sejauh ini, selain itu ia juga tidak tahu apa yang membuat Thea kabur darinya. Henry menatap tubuh yang terlihat rapuh itu. Berat, seakan atsmosfir bumi sedang mendekati Thea. "Hey.. " Ah gawat, apa yang harus ia perbuat jika seorang gadis tengah menangis?. "Jangan bawa aku pergi, kumohon. Bawa saja bangkai ku kepada mereka." Thea meracau. Henry sepontan mengrenyitkan keningnya, omong kosong apa yang gadis ini katakan. Jujur Henry ingin tahu apa yang sebenarnya keluarga Alexandrine lakukan kepada gadis berusia lima belas tahun ini, sampai-sampai membuatnya berkata seakan lebih baik mati daripada harus hidup berdampingan dengan para monster. Lengan Henry meraih pundak Thea. Terkejutnya Henry bukan main katika Thea ju...

Cerpen - Althea Alexandrine (2)

Gambar
2. SELEPAS HUJAN       Althea Alexandrine. Gadis muda berusia 15 tahun yang berhasil keluar dari neraka. Ia sering menyebutnya seperti itu. Sampai ia berpikir bahwa dewi keberuntungan sedang memihak kepadanya. Akhir-akhir ini ia selalu cemas, karena ia tidak tahu apa yang bisa ia lakukan tanpa ibunya. Ia mengakui bahwa dirinya hanya bocah lima belas tahun yang memiliki keterbatasan, ia tidak bisa melakukan apapun yang ia inginkan meski berapa banyak uang yang dimilikinya. Gadis itu menghela napas panjang lalu menatap langit berawan hitam dengan gedung-gedung menjulang tinggi di sekitarnya. "Ini sudah hampir hujan" batinnya. Ia melangkah gontai mengikuti pria yang telah menyelamatkannya. "Percepat jalanmu" ucap pria bernama Henry. Untuk seorang yang baru saja ia temui, Henry termasuk orang baik? entah lah, selama ini Thea tidak bisa menentukan sifat baik atau buruknya seseorang. Thea terdiam, menarik napasnya seperti lelah. Karena ia tidak tahu akan berapa lama lagi ...

Cerpen - Althea Alexandrine (Prolog)

Gambar
  BERANJAK. Malam ini begitu dingin, sesuatu seperti menusuk kedalam tulangku. Sedikit demi sedikit kulangkah kan kakiku yang rapuh hampir terjatuh. Kudekap tas besar yang bisa menutupi tubuh bagian depanku. Mata sayu menahan kantuk. Rambut hitamku yang berantakan tak terurus. Namun ini lebih dari cukup, daripada terus menderita ditempat yang sama- ah. Memikirkannya lagi sudah membuatku satu langkah mendekati gila. Pukul 00:12 menurut arlojiku. Aku akan pergi ke seberang sana. Dimana beberapa orang masih berlalu-lalang. Pikirku mungkin sebagian dari mereka adalah pekerja kantoran dilihat dari pakaian mereka yang kini sudah mulai kusut. Langkah pertama, ku telusuri gang sempit namun muat dengan badanku, kumuh dan bau tak sedap yang menusuk. Lantas kutemukan trotoar yang tidak terlalu ramai, masih ada bar dan toko-toko yang terbuka, namun juga tak banyak. Lampu-lampu jalanan menyorotiku dan membuat bayangan tubuhku yang memang terlihat seperti gelandangan tak makan dua bulan. Aku jug...